PENGARUH PROSES SELEKSI KARYAWAN TERHADAP PRESTASI KERJA PADA PT. BANK BUKOPIN CABANG PONDOK INDAH JAKARTA

KODE_M151



A.    Latar Belakang Masalah
Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena sumber daya manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif karyawan meskipun alat-alat yang dimiliki perusahaan tidak ada manfaatnya bagi perusahaan, jika peran aktif karyawan tidak diikutsertakan. Mengatur karyawan adalah sulit dan kompleks, karena mereka mempunyai pikiran, perasaan, status keinginan dan latar belakang yang heterogen yang dibawa ke dalam organisasi. Karyawan tidak dapat diatur dan dikuasai sepenuhnya seperti mengatur mesin, midal dan gedung.
Setiap perusahaan baik besar maupun kecil dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya tidak terlepas dar faktor produksi yang menunjangnya, salah satu faktornya adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia mempunyai peranan yang dapat menggerakkan, mengelola, melaksanakan segala aktivitas kegiatan usaha. Dengan demikian, maka sumber daya manusia ini dapat mengkoordinasikan serta menggunakan faktor-faktor produksi lainnya seperti modal, alam, mesin, pasar dan sumber daya lainnya.
Karyawan adalah kekayaan atau aset utama dari setiap perusahaan. Peran karyawan sangat menentukan berhasil tidaknya perusahaan mencapai sasarannya. Perusahaan harus selalu berusaha untuk memperoleh dan menempatkan karyawan yang qualified pada setiap jabatan dan pekerjaan supaya pelaksanaan pekerjaan lebih berdayaguna dan berhasilguna (Hasibuan, 2002:46)
Mengingat pentingnya peranan sumber daya manusia suatu perusahaan, maka setiap  perusahaan mengharapkan untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk mendukung jalannya perusahaan agar tujuan perusahaan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Kualitas dan kuantitas karyawan harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan, supaya efektif dan menunjang tercapainya tujuan. Penempatan tenaga kerja juga harus tepat sesuai dengan keinginan dan keterampilannya. Dengan demikian, gairah kerja dan kedisiplinannya akan lebih baik serta efektif menunjang terwujudnya tujuan perusahaan.
Manajer sumber daya manusia yang berfungsi mengelola tenaga kerja, mulai dari penerimaan karyawan hingga selesai masa kerjanya, mempunyai kewajiban untuk menetapkan kualitas dan kuantitas tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Selain itu, manajer sumber daya manusia harus juga mampu menempatkan tenaga kerja yang berkualitas tersebut pada posisi jabatan yang sesuai dengan minat, bakat keterampilan dan pengetahuan yang dimilikinya. Oleh sebab itu, prinsip “The right man in the place” harus secara konsisten diterapkan dalam perusahaan agar karyawan dapat berprestasi secara maksimal sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki. Tetapi dalam kenyataannya, prinsip tersebut sering terabaikan dan tidak dijalankan sebagaimana mestinya. Hal ini disebabkan karena proses seleksi dan penempatan karyawan yang tidak tepat atau disebabkan karena penerimaan karyawan yang tidak objektif, misalnya dengan sistem kekeluargaan sebagai dasar pertimbangan dalam merekrut karyawan.
Sebelum menerima karyawan, manajer sumber daya manusia harus mengadakan seleksi yang ketat, karena seringkali perusahaan menghadapi kesulitan dalam memilih tenaga kerja yang dapat sesuai dengan kebutuhan. Banyaknya pelamar yang mempunyai kualifikasi yang lebih tinggi atau lebih rendah daripada syarat-syarat yang diajukan perusahaan membuat harus lebih selektif dalam memilih tenaga kerja, sehingga perusahaan dapat menentukan siapa orang yang paling tepat untuk menduduki jabatan tertentu sesuai dengan keterampilan dan keahlian yang dimilikinya.
Seleksi adalah usaha pertama yang harus dilakukan perusahaan untuk memperoleh karyawan yang qualified dan kompeten yang akan menjabat serta mengerjakan semua pekerjaan pada perusahaan. Hal inilah yang mendorong pentingnya pelaksanaan seleksi karyawan baru bagi setiap perusahaan. Pelaksanaan seleksi harus dilakukan secara jujur, cermat dan ojektif supaya karyawan yang diterima benar-benar qualified untuk menjabat dan melaksanakan pekerjaan. Dengan pelaksanaan seleksi yang baik, karyawan yang diterima akan lebih qualified sehingga pembinaan, pengembangan dan pengaturan karyawan menjadi lebih mudah.
Sebagaimana diuraikan di atas, bahwa tujuan seleksi adalah untuk mendapatkan tenaga kerja yang paling tepat untuk memangku suatu jabatan tertentu. Dalam mengarah pada tujuan seleksi yang demikian itu, setiap organisasi yang bersangkutan senantiasa akan berusaha dengan biaya yang serendah mungkin dengan menggunakan cara seleksi yang paling efisien tetapi efektif. Hal ini dimungkinkan dicapai apabila:
a.       Diadakan percobaan-percobaan guna mencapai dan memperoleh cara yang terbaik.
b.      Menggunakan cara terbaik yang diperoleh tersebut dengan tepat dan bijaksana, atau dapat juga menggunakan seleksi terbaik yang umum dipergunakan oleh Badan-badan Usaha lain (Martoyo, 2000:46).
Berdasarkan hasil seleksi tersebut, manajer sumber daya manusia akan dapat menempatkan karyawan yang tepat pada jabatan yang tepat. Karena dengan penempatan yang tepat akan menyebabkan karyawan bekerja dengan lebih baik, semangat kerja karyawan meningkat sehingga prestasi kerja karyaan juga akan meningkat.
Untuk itu perusahaan harus mengadakan seleksi yang ketat bagi karyawan dan menempatkannya dalam posisi yang tepat sehingga perusahaan dapat memperoleh karyawan yang handal, terampil dan berprestasi. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah seleksi terhadap calon-calon karyawan telah dilaksanakan dengan baik, maka perlu diadakan umpan balik (feed back), dalam hal ini salah satu umpan baliknya adalah prestasi kerja karyawan.
Sementara itu, seperti kita ketahui bahwa prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Prestasi kerja merupakan gabungan dari tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas, serta peran dan tingkat motivasi seorang pekerja. Semakin tinggi ketiga faktor tersebut, semakin besarlah prestasi kerja karyawan bersangkutan (Hasibuan, 2002: 94).
Setelah karyawan diterima, ditempatkan dan dipekerjakan maka tugas manajer selanjutnya adalah melakukan penilaian prestasi karyawan. Penilaian prestasi karyaan mutlak harus dilakukan untuk mengetahui prestasi yang dapat dicapai setiap karyawan. Apakah prestasi yang dicapai setiap karyawan baik, sedang atau kurang. Penilaian prestasi penting bagi setiap karyawan dan berguna bagi perusahaan untuk menetapkan tindakan kebijaksanaan selanjutnya.
Dengan penilaian prestasi berarti para bawahan mendapat perhatian dari atasannya sehingga mendorong mereka bergairah kerja, asalkan proses penilaiannya jujur dan objektif serta ada tindak lanjutnya. Tindak lanjut penilaian ini memungkinkan karyawan dipromosikan, didemosikan, dikembangkan dan atau balas jasanya dinaikkan. Istilah yang sama artinya dengan penilaian prestasi adalah konduite, employee rating, performance appraisal, employee evaluation personal review, service rating  dan atau beharioral assessment. (Hasibuan, 2002:87).
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Proses Seleksi karyawan Terhadap Prestasi Kerja pada PT. Bank BUKOPIN Cabang Pondok Indah Jakarta”. 

DOWNLOAD FILE LENGKAP

Comments