SISTEM KEARSIPAN PADA UNIVERSITAS PAMULANG



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Penulisan
Dengan dilaksanakan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ini dapat membekali penulis denga terju langsung pada dunia kerja, hal tersebut dilakukan sebagai persiapan bagi siswa stelah melakuka pendidikan dibangku sekolah agar dapat menjadi tenaga kerja siap pakai.
Adapun maksud dan tujuan dari penyelesaian laporan ini adalah utuk memenuhi salah satu persyaratan untuk mengikuti Ujian Nasioanl (UN) Tahun ajaran 2013/2014, kegiatan program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ini juga utuk mendapatkan suatu keterampilan yang telah  diperoleh penulis dalam latihan praktik kerja maupun secara teori disekolah. Serta untuk menanamkan rasa disiplin da tanggung jawab dalam melaksanakan program Pendidikan Sistem Ganda (PSG).
Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapatkan keterangan yang didapat menurut sumber data yang dapat dipertanggung jawabkan dan laporan ini dibuat sebagai laporan tugas akhir dan hasil pelaksanaan program Pendidikan Sistem Ganda (PSG).
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan khususnya bagi yang memerlukan laporan ini.

B.     Pengertian Pendidikan Sistem Ganda
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan disekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja yang terarah untuk kemandirian siswa serta untuk mencapai suatu keahlian yang professional.

C.    Tujuan Pendidikan Sistem Ganda
Tujuan diadakannya Pendidikan Sistem Ganda (PSG) antara lain :    
Menigkatakan pengenalan para siswa/siswi dalam aspek antara lain struktur organisasi, jenjang karier dan manajemen.
2.      Meningkatkan efisien proses kerja pendidikan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.
3.      Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional, yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan laporan pekerjaan.
4.      Menabah ilmu pengetahuan untuk para siswa/siswi.
5.      Siswa dapat berfikir secara dewasa.
6.      Sebagai tanggung jawaban dari hasil Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang telah dilaksanakan.

D.    Metode Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data untuk menulis laporan ini disajikan berdasarkan data yang penulis peroleh dengan cara antara lain :
1.      Metode Interview Dalam pengumpulan data penulis mengadakan tanya jawab dengan para staff di perusahaan tersebut secara langsung dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan materi laporan.
2.      Metode Observasi Dalam metode ini penulis mengadakan peninjauan secara langsung pada UNIVERSITAS PAMULANG, guna memperoleh data-data yang diperlukan.
3.      Metode Koleksi Penulis mencari data-data dengan membawa buku informasi tentang UNIVERSITAS PAMULANG dan buku pelajaran dari sekolah yang berhubungan dengan materi laporan.
4.      DiskusiPenulis mengadakan diskusi dengan teman-teman agar dapat memecahkan dan menyelesaikan data-data yang sulit.
5.      Metode PenelitianDalam memperoleh data, penulis mengadakan penelitian tentang instansi/UNIVERSITAS PAMULANG.
 
E.     Tujuan Penulisan Laporan
Didalam penyusunan penulisan laporan mempunyai tujuan dalam membuat laporan ini, adapun tujuan tersebut adalah sebagai berikut
Guna memenuhi persyratan agar dapat mengikuti Ujian Akhir Nasional (UN) di SMK Sasmita Jaya 1 Pamulang Agar mampu memahami, memantapkan, mengembangkan pelajaran yang didapat disekolah dan diterapkan di dunia usaha pada UNIVERSITAS PAMULANG.
3.      Mengumpulkan data guna kepentingan sekolah dan diri sendiri.
4.      Untuk menambah perbendaharaan perpustakaan sekolah.

F.     Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah proses bahasa penulisan dan terperinci terlebih dahulu disusun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :
BAB I         PENDAHULUAN 
Membahas tentang latar belakang penulisan, pengertian  Pendidikan SistemGanda (PSG). Metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.
BAB II        TINJAUAN UMUM
Dalam bab ini penulis menjelaskan UNIVERSITAS PAMULANG, maksud danTujuan, visi dan misi, struktur organisasi, fasilitas dan fakultas yang ada diUNIVERSITAS PAMULANG.
BAB III      TINJAUAN KHUSUS
Dalam bab ini penulis mengurikan tentang inti materi lapran yang berisi tentang pengertian dan fungsi hubungan telfon, jenis-jenis pesawat telepon,cara kerja telepon, istilah-istilah dalam hubungan telepon, macam-macampesawat telepon dan hubungan telepon, etika penanganan telepon, langkahdan tekhnik pelayanan telefon dan hambatan-hambatan hubungan telepon.
BAB IV       PENUTUP
Pada bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran-saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN UMUM

A.    Sejarah Berdirinya UNIVERSITAS PAMULANG
Universitas Pamulang adalah perguruan tinggi swasta yang terdapat di pamulang, kota Tangerang selatan. Universitas Pamulang didirikan pada tahun 2000 oleh Yayasan Prima Jaya yang di ketuai oleh Drs. Wayan. Namun karena ketidak mampuan Yayasan Prima Jaya dalam mengelola suatu Universitas maka merekapun mengalihkan pengelolaan nya kepada Yayasan Sasmita Jaya awal tahun 2005.
Setelah berganti manajemen, maka bergtanti pulalah tujuan yang indin di capai oleh Universitas Pamulang dari Yayasan Sasmita Jaya adalah mewujudkan suatu sarana pendidikan yang murah dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa melupakan kualitas pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu Universitas Pamulang selalu mengangkat tenaga pengajar dan staff administrasi yang berkompeten di bidangnya. Kami pun juga selalu melakukan pengembangan di bidang kurikulum yang di sesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja, sehingga lulusan Universitas Pamulangdapat di terima dengan baik di dunia kerja. Universitas pamulang telah menyediakan berbagai macam fasilitas seperti labolaturium  dan perpustakaan.
Dengan terselenggarannya pendidikan murah di Universitas Pamulang, di harapkan nantina semua lapisan masyarakat di Indonesia dapat pendidikan di bangku kuliah. Dengan terdidknya seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

B.     Visi dan Misi UNIVERSITAS PAMULANG
Visi

 
Menjadikan Universitas Pamulang sebagai Perguruan Tinggi Swasta yang terdepan., modern dan mandiri untuk mengembangkan Trdharma Perguruan Tinggi untuk menghasilkan lulusan pionir pembangunan yang professional, inovatif, dan produktif yang dilandasi iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dalam rangka menunjang Pembangunan Nasional.
Misi
  1. Menciptakan Sarjana yang berakhlak mulia dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Mewujudkan Sarjana yang dapat menciptakan lapangan kerja (mandiri) professional dan berdaya saing serta mendapat pengakuan secara formal
  3. Mewujudkan harapan dan cita-cita pendidikan Nasional secara menyeluruh dan terpadu
  4. Mengembangkan ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan yang memadai dan memungkinkan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.

C.    Tujuan Universitas Pamulang
Universitas Pamulang bertujuan ikut mencerdaskan kehidupan bangsa mendorong dan mengembangkan para mahasiswa sebagai manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berbudi pekerti luhur. Memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan, jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri.
Secara khusus Universitas Pamulang bertujuan memajukan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu-ilmu alamiah, social pengetahuan budaya dan teknologi melalui penyelenggaraan program pendidikan tinggi, penelitian dan pengkajian yang dapat menghasilkan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memenuhi keinginan masyarakat bangsa dan Negara yaitu terciptanya para professional yang mandiri dan berdaya saing di era globalisasi serta mampu menciptakan lapangan kerja bagi dirinya dan bagi orang lain.

D.    Fasilitas Umum Universitas Pamulang
1.      Kelas
2.      Laboraturium
3.      Gedung pasca sarjana
4.      Gedung Universitas Pamulang
5.      Lahan parkIr
6.      Perpustakaan

E.     Fakultas Yang Ada Di Universitas Pamulang
1.      Fakultas ILP
2.      Fakultas MIPA
3.      Fakultas Sastra
4.      Fakultas Teknik
5.      Fakultas Eekonomi
6.      Fakultas Hukum



BAB III
TINJAUAN KHUSUS

A.    Pengertian dan Fungsi Hubungan Telepon
Hubungan telepon adalah cara mengadakan hubungan langsung jarak jauh untuk menyampaikan dan menerima pembicaraan melalui alat elektronik dari suatu pihak kepada pihak lain.
Kata telepon berasal dari kata “tele” dan “phone” yang mempunyai pengertian jauh dan mendengar. Telepon bisa diartikan mendengar dari jarak jauh, berarti bersifat pula disamping mendengar tentu juga berbicara.
Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan telefon adalah :
1.      Pesawat dengan listrik dan kawat untuk bercakap-cakap antara dua orang yang berjauhan tempatnya (pesawat telepon).
2.      Percakapan yang disampaikan dengan pesawat telepon.
Pesawat telepon ini bertugas merubah suara orang menjadi sinyal-sinyal listrik itu diubah menjadi getran suara, sehingga dapat terdengar suara asal percakapan.
Proses penggunaan telepon dimulai dari pengangkatan norn atau gagang telepon dan berakhir dengan meletakan gagang telepon. Jika disimak pengertian diatas maka yang berhubungan dengan telepon meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Mengangkat gagang telepon.
2.      Memutar atau menekan nomor telepon tujuan.
3.      Mengucaokan kata sapaan melalui pembicaraan sampai meletakan kembali gagang telepon jika pembicaraan berakhir.
Pembicaraan diatas adalah mutlak dilakukan dalam berhubungan dengan telepon yang benar dan santun jika tahapan tersebut tidak dilakukan berarti hubungan telepon dalam arti luar tidak tercapai (gagal). Pada pesawat (gagang) telepon terdapat unsur-unsur listrik antara lain :


7
 
 
1.      Microphone atau pengirim percakapan.
2.      Earphone atau penerima percakapan (telepon).
3.      Konveter atau alat untuk memisahkan keadaan antara sinyal percakapan yang dapat didengar dengan sinyal elektromagnetik yang dihasilkan oleh medan magnet yang ditimbulkan oleh aliran listrik.
4.      Diafragma (membran) atau bahan logam yang sukar bergerak, digantung pada tempatnya oleh sebuah cincin penahan. Sebuah batang menghubungkan diafragma ke kontak berisi karbon.
5.      Kotak (kapsul) berisi butir-butir karbon (sebuk arang). Kotak terbuat dari dua elektroda (plat cakram) berlapis logam yang bersama-sama terpegang dalam suatu tutup pemisah.
6.      Power (sumber satuan listrik) diperoleh dari baterai atau arus listrik. Power merupakan salah satu factor penentu berhasilnya setiap percakapan telepon.

Pesawat telepon secara garis besar terdiri atas :
1.       Bagian dalam pesawat berupa unsur-unsur arus listrik.
2.       Bagian luar peswat berupa :
a.       Gagang telepon (Headset).
b.      Tempat nomor telepon (Peswat telepon otomat roda pilih atau pesawat telepon tombol tekan).
c.       Nomor-nomor telepon dari nomor 1,2,3,4,5,6,……
d.      Tanda-tanda gambar
*Tanda bintang
˚Tanda oper
#Tanda pagar
-Mute
Orang bisa dengan mudah saling berkomunikasi atau menerima atau menyampaikan dari satu pihak kepada pihak lain melalui telepon. Telepon merupakan simbol satu prestasi karena beberapa saat lalu manusia masih mengalami kesulitan untuk memilikinya. Dari segi keandalan maupun pembiayaan operasional telepon merupakan bagian dari kehidupan manusia di era komunikasi, ini merupakan sarana yang efektif untuk berkomunikasi antara satu pihak dengan pihak lainnya.
Ada beberapa fungsi dalam hubungan telepon antara lain :
1.      Telepon sebagai alat komunikasi.
2.      Telepon merupakan sarana penunjang bisnis.
3.      Telepon merupakan bagian dari kehidupan di era komunikasi.
4.      Telepon merupakan sarana efektif untuk berkomunikasi antara yang satu dengan yang lain.

B.     Jenis-jenis Pesawat dan Hubungan Telepon
1.      Jenis pesawat telepon adalah seperti dibawah ini :
a.       Pesawat tunggal
Pesawat tunggal yaitu pesawat telepon yang biasa digunakan di  lingkungan keluaraga, organisasi, maupun instansi tertentu. Pesawat ini pun ada yang dilengkapi dengan pesawat ekstensi bercabang.
b.      Private Manual Branch Excharge (PMBX)
Jenis pesawat PMBX adalah pesawat yang tidak dapat berhubungan langsung tanpa operator. Untuk menelepon, penelepon harus terlebih dahulu melalui operator dan penelepon harus menekan nomor yang telah ditentukan setelah tersambung, penelepon baru dapat berhubungan langsung dengan nomor telepon luar yang dikehendaki.
c.       Private Automatic Branch Excharge (PABX)
Pesawat telepon PABX adalah pesawat yang dapat berhubungan langsung tanpa melalui operator. penelepon dapat behubungan langsung dengan cara memutar nomor khusus untuk memperoleh saluran keluar. Setelah itu penelepon barulah memutar nomor telepon yang dikehendaki.
Operator dapat pula dihubung kembali bila diperlukan dengan cara memutar nomor (kode) yang telah ditentukan. Pesawat telepon inilah yang digunakan di Perusahaan Listrik Negara (PLN) yaitu peawatPrivate Automatic Branch Excharge (PABX).

2.      Jenis Hubungan Telepon
Hubungan telepon dapat di bedakan menjadi :
a.       Hubungan antara bagian ( intern )
Yaitu hubungan langsung antara bagian satu dengan yang lain dalam satu kantor
b.      Hubungan Local
Yaitu hubungan langsung yang dilakukan jarak jauh antar satu pihak dengan pihak lain dalam satu kantor
c.       Hubungan interlokal yaitu hubungan yang di lakukan secara jarak jauh antar kota atau daerah
d.      Hubungan internasional
Yaitu hubungan langsung yang di lakukan secara jarak jauh antara satu Negara dengan Negara lain.

C.    Istilah-istilah dalam Hubungan telepon
Istilah-istilah yang perlu di ketahui oleh administrasi perkantoran dalam hal hubungan telepon adalah :
1.      Transfer charge atau Collect Call
Transfer charge atau Collect Call adalah perhitungan biaya dalam percakapan telepon yang di tanggung oleh penerima telepon dengan persetujuan si penerima telepon. Pada system ini operator telepon akan menanyakan kepada orang yang di panggil tentang persetujuan untuk membayar biaya telepon tersebut.
2.      Hunting system
Hunting system adalah system memburu saluran yang kosong secara otomatis, dengan system ini maka satu nomor telepon dpat di pergunakan untuk beberapa saluran secara acak dan serentak. Sedangkan SLJJ (Sambungan Langsung Jarak Jauh) ini hubungan penelpon tinggal memutar nomor kode wilayah di lanjutkan dengan menekan nomor yang di kehendaki.
3.      SLI (Sambungan Langsung Internasional)
Sambungan langsung internasional ini terdiri dari dua cara, yaitu hubungan langsung tanta operator dan hubungan telepon melalui operator.

D.    Etika Penanganan Telepon
Dalam menangani telepon harus memiliki beberapa etika. Diantaranya sebagai berikut:
1.      Segera angkat telepon sebelum tiga kali berdering, jangan menjawab “HALLO” tetapi jawablah dengan memberikan identitas sesuai dengan kebijaksanaan pemimpin.
2.      Tingkat menggunakan telepon untuk kepentingan pribadi.
3.      Dalam percakapan telepon, usahakan tidak menyela pembicaraan atau memutus pembicaraan.
4.      Bersikap seperti sidang bertatap muka, ramah, sewajarnya dan menggunakan kata-kata singkat, nada volume suara yang teratur dan jelas, tidak terlalu keras dan juga tidak terlalu lemah.
5.      Jangan menggunakan kata-kata yang dapat menyinggung perasaan dan sebaliknya, berbicara dengan sikap yang menyenangkan.
6.      Usahakan untuk cepat mamahami maksud pembicaraan dan berikan kesan bahwa penelpon diperhatikan.
7.      Jangan terlalu cepat atau lambat dalam berbicara, batasi pada masalah yang penting dan usahakan pembicaraan lancar.
8.      Tidak berbicara dengan nada kasar, apalagi membentak penelpon.
9.      Hindari penyampaian informasi rahasia dan masalah yang besifat pribadi.
10.  Dalam menerima telepon jangan membiarkan penelpon menunggu terlalu lama tanpa penjelasandan hanya mendengar bunyi musik.
11.  Pada saat menelpon jangan berbicara dengan orang ketiga, karena suara kita dapat terdengar oleh lawan bicara di telepon.
12.  Membatasi pembicaraan telepon pribadi sedikit mungkin sehingga tidak mengganggu.
13.  Berbicara dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

E.     Langkah Dan Teknik Pelayanan Telepon
1.      Langkah dan teknik menerima telepon adalah sebagai berikut.
a.       Teknik mengangkat telepon
Jika telepon bordering, angkat gagang telepon dengan segera dan gunakan tangan kiri, dan tangan kanan siap dengan alat tulis.
b.      Memberi salam pada penelpon
Member salam sesuai dengan waktu, kemudian sebutkan identitas diri (nama kantor/nomor telepon dan nama hari) hindari penggunaan kata “HALLO” untuk menghindari kesan yang kurang hormat, kata “HALLO” digunakan apabila menyambung pembicaraan yang terputus atau ada gangguan.
c.       Membuka pembicaraan
Jika penelpon ingin berbicara dengan pimpinan dan pimpinan ada di tempat kerja, penelpon dimohon untuk menunggu sebentar karena kita harus mentransfer hubungan tersebut ke telepon tersebut. jika ternyata pimpinan sedang tidak mau diganggu, maka dengan bijaksana kita dapat mengatakan bahwa pimpinan sedang tidak berada di tempat kerja atau yang lain. Biasanya terpaksa dilakukan apabila pimpinan sedang mengadakan rapat.
d.      Hubungkan segera penelpon dengan yang dicari
Yakinkan siapa yang akan dihubungi atau dicari karena penelpon akan sangat kecewa apabila yang dihubungi tidak sesuai dengan yang dikehendaki.
e.       Menciptakan kesan yang baik, yaitu:
1)    Apabila penelpon ingin berbicara langsung dengan atasan perusahaan, jawablah dengan lembut dan sopan.
2)    Apabila penelpon bersedia menunggu sebelum disambungkan kepada yang dituju, ucapkan terima kasih atas kesabarannya.
3)    Apabila seseorang yang dicari atau diajak berbicara oleh si penelpon sedang keluar, penerima telepon harus:
a)      Memberikan keterangan kepada penelpon tentang ketidak hadiran orang yang dicari secara singkat dan jelas tetapi hati-hati, bijaksana dan menyenangkan.
b)      Berusahalah untuk mendapat keterangan selengkap-lengakpnya tentang identitas penelpon.
c)      Hindari kata-kata yang tidak baku dan kurang sopan.
4)    Ketika penelpon berbicara, penerima harus mendengarkan baik-baik, jangan memotong pembicaraan. Disela pembicaraan penerima telepon sebaiknya memberikan respon dengan kata-kata:
-          “Ya”
-          “Tentu”
-          “Ya, saya tahu”
-          “Benar”, dan sebagainya
5)    Jika penelpon salah sambung, penerima telepon berbicara “maaf anda salah sambung, disini 99245325” (identitas penerima)
f.       Menerima telepon
Apabila telepon tidak dapat disambungkan kepada yang dituju, penerima telepon harus:
1)      Mencatat segala sesuatu yang diperlukan.
2)      Memberikan keterangan yang jelas dan lengkap.
3)      Menanyakan kepada penelpon nama dan nomor teleponnya, hal ini penting bila penerima telepon atau pemimpin ingin menelepon kembali.
4)      Menghindari kesalahan-kesalahan isi pesan dari si penelpon dengan cara menyebut kembali pesan tersebut.
5)      Sampaikan pesan tersebut kepada pihak yang menerimanya. Untuk itu penerima telepon harus menyiapkan formulir atau lembar pesan dan alat tulis disekitar telepon.
g.      Salam penutup.
Jika telah menyelesaikan pembicaraan dengan penelepon, penerima sebaiknya mengucapkan “selamat pagi/siang/sore/malam” dan tunggu sampai gagang telepon di tutup atau telepon di tutup selama dua atau tiga detik pleh penelepon.

2.      Langkah dan teknik menelpon
Langkah dan teknik menelpon adalah sebagai berikut:
a.       Sebelum menelepon
1)      Siapkan nomor telepon yang akan dihubungi, jangan mengangkat telepon sebelum penelpon benar-benar yakin nomor yang akan dituju.
2)      Sediakan buku catatan untuk mencatat hasil percakapan atau menuliskan pokok-pokok pembicaraan.
3)      Bila hubungan telah tersambungkan pihak yang dituju mengangkat gagang telepon sebelum mengutarakan maksud dan tujuan. Pastikan bahwa nomor yang dituju benar. Apabila sudah benar, sebutkan identitas anda sebagai penelpon atau kantor anda.
b.      Mengakhiri pembicaraan.
Penelpon sudah yakin bahwa semua data telah diperoleh berilah salam dan ucapkan terima kasih.
c.       Meletakan gagang telepon
Apabila pembicaraan selesai, letakkanlah gagang telepon dengan baik dan perlahan agar tidak terdengar kesan marah dengan membanting telepon.



F.     Hambatan-hambatan hubungan telepon
Penyebab hambatan dalam hubungan telepon terbagi menjadi dua faktor, yaitu sebagai berikut:
1.        Faktor alat
Hambatan dari faktor peralatan atau alat antara lain:                                   
a.       Suara berisik.
b.      Suara timbul tenggelam.
c.       Suara mengecil.
d.      Nada kontak dan nada sambung tidak terdengar.
e.       Sambungan terputus ketika berbicara.
2.        Faktor pengguna telepon
Hambatan dari faktor pengguna telepon antara lain:
a.       Berbicara monoton dan tidak jelas pengucapannya.
b.      Berbicara di telepon sambil makan dan bersenda gurau yang keterlaluan.
c.       Meninggalkan telepon sambil berbicara kepada orang lain.
d.      Berbicara terlalu cepat sehingga apa yang disampaikan tidak terdengar dengan jelas.
e.       Desah nafas yang terdengar.






BAB IV
PENUTUP

A.    Simpulan
Simpulan yang dapat penulis ambil setelah mengikuti kegiatan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) pada Universitas Pamulang (UNPAM) selama kurang lebih satu bulan pada bagian tatacara penanganan telepon sebagai berikut :
1.      Telepon adalah alat untuk berkomunikasi jarak jauh antara komunikator dengan komunikan karena tidak dapat bertatap muka atau bertemu seacar langsung.
2.      Hubungan telepon adalah cara mengadakan hubungan langsung jarak jauh untuk menyampaikan dan menerima pembicaraan melalui alat elektronika dari satu pihak kepada pihak lain.
3.      Proses penanganan telepon pada Universitas Pamulang adalah dengan tidak membiarkan telepon berdering terlalu lama, bersikap ramah pada saat menerima telepon, jangan menganggap panggilan telepon mengganggu pekerjaan, berbicara ditelepon tidak di perbolehkan sambil makan, dan seperlunya.
4.      Langkah-langkah penanganan telepon, yaitu mengucapkan salam saat menerima telepon, berilah kesan yang baik bagi penelpon menyebutkan identitas kantor / perusahaan, mencatat hal-hal yang penting, menjawab pertanyaan dengan singkat dan jelas, berikan selalu kesan ramah, dan ucapkan salam penutup sebelum mengakhiri pembicaraan.

B.     Saran-Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan setelah mengikuti Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di Universitas Pamulang (UNPAM) adalah sebagai berikut :
1.   Hendaklah meningkatkan kekompakan dan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama
2.  Kedisiplinan dan kekompakan di dalam bekerja harus lebih di tinggkatkan
3. Dalam melakukan hubungan telepon hendaklah menggunakan etika yang baik dan selalu memberikan kesan yang ramah.
Demikian simpulan dan saran yang dapat penulis sampaikan agar dapat bermanffat bagi penulis kususnya dan pembaca pada umumnya. 

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara, 1987, Buku Pelajaran Pengetahuan
        Tentang Perkantoran Jakart
Buku catatan Berkomunikasi Melalui Telepon Kelas X
Pedoman Pendidikan Sistem Ganda (PSG) SMK SASMITA JAYA 1
       Pamulang, 2013

Comments